Jam 3 pagi, Margaux, saya dan ayah saya jemput willis di rumahnya. Willis adalah teman SMA saya yang mau ikut trip saya dan Margaux.
"Gue pingin ikut ke Komodo dong Tas..."-- katanya suatu hari. "Abis gue mau ke Lombok cuma udah telat planning buat ngajak temennya." sambungya lagi.
"Wah!! Boleh banget tuh! Tapi lo gak kenal sama si Margaux, gak papa Will?"
"Woles lah"
Alhasil hari itu hari keberangkatan kami dan juga hari pertama Willis ketemu Margaux. Kenalan rada canggung gitu deh gelap-gelap dalem mobil. Saya takut mereka berdua gak get along together, tapi karena saya kenal baik keduanya, saya yakin trip ini bakal seru! Yay!
"Tas, ini tas backpack gw minjem sama mbak (pembantu) gw dirumah loh. Gue abisnya gaada tas, akhirnya yaudah pake ini aja HAHAHA" kata Willis. Tasnya seukuran tas sekolah saya. Kecil banget! Dasar cowok bawaannya dikit!!
Saya sendiri bawa tas backpack besar dengan banyak banget printilan. 1 tas backpack harian dipakai di depan, 1 tas kamera, gopro dan printilan berikut tongsis, charger, iket kepala dll, tas obat, bantal tiup, celana, sarung bali, baju harian, buku notes buat catetan, tak lupa sendal jepit dan pop mie buat kalau gaada duit bla bla banyak deh ampe pusing sendiri! Oh yang gak boleh lupa; iPod isi lagu bajakan yang baru saya download H-1 berangkat (LOL)
Margaux pinjam ransel saya, tapi dia lebih ringkas dan rapih. Barangnya yang juga lumayan banyak masuk semua dan muat. Saya sendiri sampai heran kok bisa :(
Pesawat pagi itu juga sepi sekali. Kami naik penerbangan pertama Sriwijaya Air ke Lombok, dan banyak banget kursi kosongnya.. Mungkin karena bukan hari libur nasional, tapi hari libur internasional. (NOTE: Liburan pas lagi gak libur nasional!) Ada banyak turis internasional juga, game favorit kami bertiga: tebak-tebakan nationality bule. Margaux jago banget nebak nationality orang Eropa, sementara Willis dan saya jago nebak nationality orang Asia. "I think they're Italian, they sounds like it" atau "Their passport color is brown, they might be French, or Belgium?" "Those Asians are Korean!" "The one on the left is Japanese" hahaha
Sampai di Lombok kami dijemput oleh orang Guesthouse. Kami tinggal di Guest House Baleku Batu Bolong, dengan extra bed dan pick up total harganya Rp 175.000 per orang. Dari website sih katanya dekat dengan pantai Senggigi, tapi ternyata pas nyampe......nggak tuh. Masih sekitar 15 menit naik mobil. Tempatnya basic banget, dan kamar mandinya gak dibersihkan dulu. Tapi it was allright, we stayed there anyway. Ibu dan Bapak pemilik sangat helpful dan ngasih perlengkapan snorkeling ke kita cuma-cuma. (NOTE: Low your expectation! :))
Sampai di Lombok kami dijemput oleh orang Guesthouse. Kami tinggal di Guest House Baleku Batu Bolong, dengan extra bed dan pick up total harganya Rp 175.000 per orang. Dari website sih katanya dekat dengan pantai Senggigi, tapi ternyata pas nyampe......nggak tuh. Masih sekitar 15 menit naik mobil. Tempatnya basic banget, dan kamar mandinya gak dibersihkan dulu. Tapi it was allright, we stayed there anyway. Ibu dan Bapak pemilik sangat helpful dan ngasih perlengkapan snorkeling ke kita cuma-cuma. (NOTE: Low your expectation! :))
Willis dan saya pingin naik angkot ke pantai, karena kami males jalan kaki. Tapi Margaux bersikeras pingin jalan kaki. "You lazy people! Save your money by walking! It's nice to walk on the beach!" katanya sambil tertawa. Hahaha kami orang Asia emang males banget jalan, beda banget sama kultur eropa yang kemana-mana jalan kaki. Akhirnya kami menyisiri pinggir pulau Lombok, mulai dari pura Batu Bolong sampai ke Pantai Senggigi yang terkenal itu. Dengan rute yang gak "pedestrian-friendly" kami pun akhinya sampai setelah sekitar 50 menit jalan nonstop....
Batu Bolong Temple (Preparing for the full moon "celebration") |
Chilling in Senggigi yang airnya jernih banget, kami akhirnya stop di salah satu restoran pinggir pantai untuk lunch. Setelah itu kami numpang leyeh-leyeh dan tidur di kursi restoran itu, sambil akhirnya ibu-ibu "manicure pedicure" datang. Margaux akhirnya dipijat sementara saya minta kuku saya dipotongin (manja banget ga si...). Harganya 30ribu, saya yang masih hari pertama masih woles dan oke-oke aja.
First attempt using selfie stick LOL |
La Chill; perfect for chilling, I guess? |
Makan malam di restoran yang namanya La Chill, dengan dekorasi kayak di pantai-pantai seminyak yang warna warni. Dan kami pulang, tidur, siap-siap untuk keesokan harinya LOB ke NTT!
Baru stalkerin blog lo tas! hihiw kesampean juga nulisnya HAHAHAHAHA!!!
ReplyDelete